Thursday 12 May 2011

~Tanah Sabut Kelapa, apekah itu??~

Salah satu produk olahan dari tanaman kelapa yang belakangan ini sudah menjadi komoditas ekspor ialah tekstil tanah dari sabut kelapa (coir geotextile). Popularitasnya meningkat seiring dengan meningkatnya upaya global untuk melindungi tanah dari erosi, kerusakan dan kekeringan serta mengamankan pertumbuhan tanaman di atasnya. Penggunaannya juga bersifat ramah lingkungan karena secara lambat laun mengalami pembusukan alami dan menyatu dengan tanah.
Suatu uraian dari Badan Pengembangan Perkelapaan India yang dimuat dalam “Cocoinfo International” mengutarakan sejumlah keunggulan sifat tekstil tanah sabut kelapa untuk kegunaan sebagai pelindung, penguat, dan memperbaiki serta menstabilkan tanah. Juga untuk mendukung pertumbuhan tanaman di atas tanah. Sabut kelapa secara alami tahan terhadap pembusukan, pelapukan dan lembab serta tidak membutuhkan perlakuan kimia.
Tekstil tanah digunakan pada dasarnya untuk mengendalikan erosi, pemisahan dan penyaringan atau drainase. Bila digunakan sebagai penutup tanah, fungsinya melindungi permukaan tanah dari aliran air. Bila sebagai sisipan atau penyekat, fungsinya adalah pemisahan, penyaringan dan drainase tanah.
Daya regang sabut kelapa yang tinggi memungkinkannya bisa melindungi permukaan tanah yang curam dari erosi oleh arus air yang berat. Daya serapnya terhadap air memampukannya berfungsi baik sebagai mulsa. Tekstil tanah sabut kelapa menciptakan iklim mikro yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman sekaligus stabilisasi tanah. Dengan penggunaan tekstil tanah sabut kelapa, penghijauan akan mendorong pemulihan kembali habitat tanah dan air suatu lokasi.
Tekstil tanah dari bahan sabut kelapa ada beberapa jenis, yakni yang ditenun, yang tidak ditenun dan lainnya. Ada banyak bentuk tekstil tanah sabut kelapa, diantaranya jala-jala, jaring, kain tebal dan bantalan jahitan, selimut pengendali erosi, gulungan, bantal, bundel batang-batang, alas tanah, selimut anti tanaman pengganggu dsb.
Di antara hasil tenunan ialah jala-jala dan jaring yang dapat memegang tanah dan benih tanaman secara utuh walaupun ditimpa hujan lebat. Model ini berfungsi sekaligus sebagai mulsa yang di celah-celahnya ada banyak ruang bagi tumbuhnya tanaman.
Yang tidak ditenun contohnya selimut pengendali erosi, yang seluruhnya terdiri dari sabut kelapa saja, termasuk pengikatnya. Tingkat kepadatannya dibentuk dengan pemukulan dan pengikatan. Tingkat kelembaban dan sifat menyimpan uap airnya ideal sebagai medium bagi pertumbuhan tanaman.




No comments:

Post a Comment